DokterSehat.Com -Salah satu kesalahan terbesar yang sering kita lakukan adalah hanya berobat atau memeriksakan kesehatan kalau kondisi tubuh sedang tidak baik. Kalau kondisi tubuh terlihat biasa saja, kita akan tidak acuh. Padahal pemeriksaan fisik juga harus dilakukan saat kita sedang sehat agar tidak muncul masalah yang mendadak dan membuat kita kebingungan.
Kenapa harus melakukan pemeriksaan fisik?
Tidak semua orang terbiasa dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik secara menyeluruh. Banyak dari kita cenderung abai dan akan menyesal kalau muncul beberapa penyakit yang membuat mereka berjuang untuk menyembuhkannya.
Nah, mereka yang melakukan pemeriksaan fisik biasanya memiliki alasan yang cukup spesifik. Berikut beberapa alasan mengapa seseorang memutuskan untuk melakukan pemeriksaan fisik.
- Mengecek ada atau tidaknya gangguan fisik atau gangguan medis lainnya yang akan menyebabkan gangguan pada tubuh jika dibiarkan. Biasanya gangguan inilah yang kerap muncul mendadak dalam kondisi sudah parah.
- Mengetahui ada atau tidaknya gangguan kesehatan yang mungkin terjadi di masa depan. Terkadang gangguan tidak langsung muncul dan hanya terlihat dari perubahan fisik seseorang.
- Bisa mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang. Perubahan yang dicatat adalah perubahan buruk yang kemungkinan gangguan di masa depan.
- Untuk mengetahui apakah seseorang butuh pemeriksaan fisik lanjutan hingga pemeriksaan di laboratorium. Terkadang dari pemeriksaan atau tes fisik, kebutuhan itu baru terlihat.
Pemeriksaan kesehatan umum dan riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik yang dialami seseorang akan dilalui dengan melakukan wawancara medis dan melihat riwayat kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dokter atau pemeriksa melakukan pengecekan dengan lebih detail dan melakukan diagnosis dengan lebih tepat kalau ada masalah selama tes berjalan.
Sebelum tes dilakukan, perawat biasanya akan bertanya beberapa hal yang terdiri dari beberapa poin di bawah ini.
- Penyakit yang pernah dialami sebelumnya dan penyakit yang sedang dialami.
- Tindakan operasi atau prosedur serupa yang dialami sebelumnya.
- Imunisasi yang pernah dialami saat masih kecil atau baru saja dilakukan. Kalau ada buku atau data terkait jenis imunisasi yang dilakukan akan jauh lebih baik lagi.
- Berbagai jenis obat atau vitamin yang sedang dikonsumsi. Biasanya setiap memiliki obat personal yang berbeda-beda. Obat ini mungkin mempengaruhi fisik dan juga pemeriksaan.
- Ada atau tidaknya tanda gangguan pada tubuh yang sedang muncul. Misal pusing atau nyeri di beberapa bagian tubuh. Gatal dan kesemutan juga merupakan tanda yang harus Anda ungkapkan.
- Gaya hidup yang sedang dilakukan. Gaya hidup ini terdiri dari pola makan yang sedang dijalankan, jenis olahraga atau latihan, kehidupan seks, dan kemungkinan merokok dan minum alkohol.
- Riwayat keluarga terkait jenis penyakit apa saja yang pernah dialami dan hingga kini masih ada. Beberapa penyakit yang menurun secara genetik akan menjadi pertimbangan saat melakukan pemeriksaan.
Pengambilan data awal sebelum pemeriksaan
Setelah sesi wawancara dilakukan, biasanya akan ada pemeriksaan dan pencatatan data awal. Dalam tahap ini, beberapa hal berikut akan dilakukan.
- Pengukuran tinggi dan berat badan.
- Pemeriksaan hidung, telinga, mulut, dan tenggorokan dengan menggunakan lampu.
- Mengukur detak jantung dari beberapa tempat seperti pergelangan tangan, kaki, dan leher.
- Mengecek refleks dari tubuh biasanya refleks di mata dan juga organ lain kalau diberi rangsangan.
- Menggunakan stetoskop untuk mendengar detak jantung.
- Memeriksa tekanan darah seseorang.
- Memeriksa simpul limfa dan mencari abnormalitas di leher dan perut.
Jenis pemeriksaan fisik
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan awal di atas, Anda akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik di bawah ini.
Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan kulit dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya sel kanker di permukaannya. Biasanya kutil atau tahi lalat akan menjadi perhatian utama. Dua hal itu bisa memicu munculnya kanker di kulit dan menyebar ke area sekitarnya. Pemeriksaan kulit biasanya tidak akan lama, kalau tidak ada gangguan, dokter tidak akan memberikan obat dan hanya memberikan saran perawatan saja.
Pemeriksaan klinis payudara
Wanita sangat rawan sekali mengalami kanker payudara. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik di area ini sangat disarankan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan di payudara. Kalau ada benjolan, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan melakukan pengobatan.
Pemeriksaan panggul dan pap smear
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakal kanker serviks di dalam vagina. Kalau ada sel kanker setelah pemeriksaan pap smear dilakukan, biasanya akan ada penanganan agar kanker tidak jadi tumbuh atau menyebar.
Pemeriksaan rektum secara digital atau langsung
Pemeriksaan ini banyak dilakukan pada pria. Kalau dalam pemeriksaan awal pria mengeluhkan adanya gangguan pada area penis hingga ke bokong, pemeriksaan digital harus dilakukan. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan di area prostat atau testis pria.
Berapa kali pemeriksaan fisik dilakukan?
Sebenarnya tidak ada anjuran untuk melakukan pemeriksaan fisik berapa kali agar kondisi tubuh selalu terjaga. Kalau Anda rentan sekali mengalami penyakit tertentu, mungkin pemeriksaan setahun sekali bisa dilakukan. Dengan pemeriksaan rutin, hal-hal yang berbahaya bisa dicegah.
Beberapa jenis pemeriksaan mungkin bisa dilakukan setiap beberapa tahun sekali. Misal pemeriksaan di dalam serviks atau pap smear biasanya dilakukan setiap 3-5 tahun sekali hingga usia 60-an tahun.
Demikianlah beberapa ulasan tentang pemeriksaan fisik yang harus Anda lakukan kalau ingin mencegah munculnya penyakit yang tidak dipikirkan sebelumnya. Selain itu kita juga bisa menjaga kondisi tubuh secara menyeluruh dan selalu sehat setiap saat. Pernahkah Anda mengalami pemeriksaan fisik sebelumnya?
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.